| Penerimaan Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Lingkup KKP |
| Bahasa
  • English
  • Indonesia
  • Online
  • Selamat Datang Login atau Daftar
  • Beranda
  • Informasi
    • Berita
    • Artikel
    • Foto Kegiatan
  • Produk Hukum
  • Bahan Ajar
  • Akuntabilitas
    • Perjanjian Kerja
    • Pedoman Pengukuran
    • Kinerja
    • Anggaran
  • Tentang PUSDIK KP
    • Profil PUSDIK KP
    • Kontak
  • Sekolah Tinggi Perikanan
  • STP Jurluhkan Bogor
  • Politeknik KP Sidoarjo
  • Politeknik KP Bitung
  • Politeknik KP Sorong
  • SUPM - Ladong
  • SUPM - Pariaman
  • SUPM - Kota Agung
  • SUPM - Tegal
  • SUPM - Bone
  • SUPM - Pontianak
  • SUPM - Waiheru
  • SUPM - Sorong
  • SUPM - Kupang
Sekolah Lapang

Testimoni

Prof. Dr. Haryono Suyono,
Ketua Yayasan Damandiri

Sekolah seperti ini perlu untuk terus dikembangkan, karena membentuk anak-anak menjadi pelaku usaha dan yang lebih mengejutkan lagi, semua lulusannya telah diminta oleh dunia industri sektor kelautan dan perikanan, bahkan lebih dari jumlah lulusannya

Miftahudin Cut AdEk, SE, M.Si,
Sekretaris Panglima Laot Aceh

Kami sangat mendukung penyelenggaraan pendidikan KP karena dapat memberikan ilmu terapan yang berkualitas, sehingga lulusan bisa langsung berkerja dan berwirausaha. Setiap tahun kami selalu memberikan akses kepada anak nelayan untuk sekolah di satuan pendidikan milik KKP

Dr. Adrianof Chaniago,
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional

SUPM Waiheru merupakan sekolah unggulan yang harus terus dikembangkan agar dapat menjadi acuan untuk pengembangan sekolah sejenis di tempat lain

H Dayat Suntoro, A.Pi,
Angkatan 20 | Owner Perusahaan Perikanan

Sukses Itu di bangun dan Gigih dipertahankan, bukan hanya sekedar ucapan. tapi dilakukan dan diwujudnyatakan.

Muhammad Jusuf Kalla,
WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Semoga kalian Siswa SUPM Waiheru Ambon belajar dan berlatih untuk mengelola kekayaan laut bangsa sebaik-baiknya untuk kesejahteraan seluruh masyarakat dan bangsa

Ambon 16 Maret 2016

Wapres RI  

M Jusuf Kalla

Anak Nelayan

Ekanugrah Immanuel Worang ,
STP Jakarta | TPI

Di Sekolah yang saya cintai ini senang. dan saya bangga bisa sekolah di sini

Fandi Gunawan ,
SUPM Bone | NPL

Disini diajarkan wirausaha, dan semoga dapat modal usahanya juga

Faaiz Haqqani Junddullah,
Poltek Sidoarjo | TBP

Saya jadi paham akan budidaya udang. semoga bisa buka usaha petambak udang

Banner

#savecrustacea
Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme Refleksi Dari Ketidaktertiban Sosial
STOP illegal Fishing
lier
retreat

Simposium Nasional Hiu dan Pari ke-2

05-02-2018 650 oleh Pengelola
650 hits

Menuju Pengelolaan Hiu dan Pari Secara Berkelanjutan Berbasis Ilmiah

Karakteristik biologi ikan hiu dan pari (elasmobranchii) antara lain adalah mempunyai fekunditas relatif rendah, usia matang seksual lama dan pertumbuhannya yang lambat.  Dengan mempertimbangkan kepentingan pemanfaatan oleh masyarakat maka pendekatan pengelolaan yang lestari merupakan pilihan yang direkomendasikan, dengan melakukan upaya konservasi dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya sehingga dapat memberikan manfaat secara berkesinambungan. Rencana Aksi Nasional atau National Plan of Action (NPOA) sangat penting sebagai pedoman dasar dalam pengelolaan hiu dan pari di Indonesia. Untuk mendukung rencana tersebut, perlu adanya payung hukum yang dapat dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Evaluasi terhadap pelaksanaan setiap langkah pengelolaan perlu dilakukan secara berkala dan transparan. Kesadaran dan kemauan bersama dapat menyelamatkan sumber daya hiu dan pari yang terancam punah, serta komitmen dari semua pihak melalui sistem penganggaran dan program keberlanjutan sehingga pengelolaan hiu dan pari di Indonesia dapat berjalan baik. Indonesia telah mengembangkan Rencana Aksi Nasional (RAN) atau National Plan of Action (NPOA) hiu dan pari sejak tahun 2010. Dalam NPOA pertamanya dalam kurun waktu lima tahun (2010-2015) Indonesia telah membuktikan keseriusannya, dimana telah menghasilkan beberapa kebijakan dalam rangka pengelolaan hiu dan pari seperti penetapan perlindungan penuh Hiu Paus (2013) dan Pari Manta (2014) Dalam periode keduanya, pada  tahun 2016-2020 dengan merumuskan sembilan strategi utama yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi periode sebelumnya. Selanjutnya NPOA tersebut disusun juga untuk menunjukan konsistensi Indonesia dalam komitmennya pada dunia Internasional untuk pengelolaan hiu dan pari.

Kelompok  ikan bertulang rawan ini telah menjadi isu internasional sejak tahun 2013, setelah masuknya beberapa species hiu dan pari manta dalam apendiks II CITES. Hal ini berkaitan dengan tingginya tingkat eksploitasi terhadap berbagai jenis hiu dan pari, baik sebagai tangkapan target maupun tangkapan sampingan (bycatch). Eksploitasi hiu di Indonesia pada umumnya dilakukan di daerah-daerah potensial pelepasan anakan hiu (nursery ground), yaitu di kawasan terumbu karang, di perairan pantai yang dangkal, atau wilayah estuari di mana perairan tersebut merupakan tempat mencari makan (feeding ground). Hal ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan populasi hiu dan pari  secara cepat dan memerlukan waktu lama  untuk pulih kembali.

Tantangan yang klasik dalam sebuah pengelolaan spesies adalah masih terbatasnya informasi ilmiah terkait sumber dayanya yang menjadikan penyebab sulitnya melakukan upaya konservasi serta pengelolaan untuk lebih maksimal. Ditambah lagi masih belum populernya penelitian hiu dan pari di kalangan peneliti di Indonesia menjadikannya sala satu tantangan besar dalam mengisi gap dari ketersediaan data. Simposium hiu dan pari pertama ditahun 2015 telah memberikan rekomendasi kebijakan yang bermanfaat hingga saat ini melalui policy brief yang telah dihasilkan  seperti 1) pembentukan POKJA hiu dan pari yang salah satu tugasnya melakukan pendataan jenis hiu dan pari bernilai penting, serta memfasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam sistem pengumpulan data; 2) memperkuat sistem ketelusuran (traceability) produk hiu dan pari, serta pengembangan panduan praktik terbaik dalam mendorong pengembangan ekowisata hiu dan pari sebagai alternatif pemanfaatan kedua satwa tersebut; dan 3) Mendorong adanya perlindungan habitat penting. Rencana penyelenggarakan forum ilmiah kembali di tahun 2018 ini selain bertujuan untuk mengumpulkan hasil-hasil penelitian tentang sumber daya hiu dan pari  terbaru yang dilakukan di Indonesia, namun diharapkan juga menjawab kebutuhan-kebutuhan pengelolaan hiu terutama yang telah terancam punah didalam IUCN ataupun menjadi perhatian ditingkat internasional seperti CITES dan RFMO.

Link Lengkap :

http://www.srs-indonesia.org/

Oleh : Pengelola
Tweets by @Pusdik_KP

Tautan Terkait   Tautan

  • KKP
  • BPSDMP KP

Hubungi kami

Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan
Gedung 1 BRSDM KP,
Jl. Pasir Putih 1 Ancol
Jakarta Utara - Indonesia.

  • Telp: (021) 3513300
  • Ext: 6815 / 6816
  • Fax: (021) 3513313
  • tu.pusdik[at]gmail.com

Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan

  • Beranda
  • Alamat PUSDIK KP

© 2015 Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan. All Rights Reserved.

  • Video

    • Busmetik Profil Inovasi
    • Busmetik Kunjungan Presiden di Pacitan
    • Rekor MURI Cabut Duri Ikan Bandeng dengan Peserta Terbanyak
    • Profil Pusat Pendidikan KP 2012
    • Profil Pusat Pendidikan KP Tahun 2015
  • @Pusdik_KP

    Tweets by @HumasBPSDMKP

    follow PUSDIK KP
  • Hubungi Kami

  • Lokasi Pusdik KP

    Jalan Medan Merdeka Timur No 16 Gedung Minabahari III Lantai 8 ,
    Jakarta Pusat - Indonesia.

    • (021) 3513300
    • tu.pusdik@gmail.com